Resensi Buku: Novel Rindu Karya Tere Liye

Written by: 


1. IDENTITAS BUKU

Judul : Rindu

Genre : Sejarah, Fiksi, dan Fantasi

Penulis : Tere Liye

Bahasa : Indonesia

Penerbit : Republika

Tahun Terbit :  2014

Cetakan Pertama : 19  September 2014

Kota Terbit :Jakarta

Jumlah Halaman: 544 halaman

ISBN : 9786028997904

2. TENTANG PENULIS

Penulis dari buku Rindu ini adaLah penulis novel kebangsaan Indonesia yang banyak dari karya tulisannya merupakan National Best seller. Rindu merupakan buku ke-20 dari karya Tere Liye, yang memiliki nama asli Darwis. Beliau lahir pada  tahun 1979 tanggal 21 Mei, beliau juga memiliki  ketidak sukaan untuk menghadiri acara seperti workshop, seminar, kegiatan acara, dan hal lainnya. Yang Tere suka lakukan hanya menulis. Total dari buku-buku yang ia tulis mencapai angka 30 buku dimulai dari tahun 2005, buku debutnya berjudul “Hafalan Shalat Delisa”.

3. PENDAHULUAN

Novel ini memberikan pembelajaran tentang kehidupan, pembelajaran masa lalu tentang kebencian kepada sesorang yang seharusnya disayangi, tentang kehilanga cinta sejati, dan kemunafikan. Karena hal-hal itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Novel ini sangat cocok untuk menjadi teman santai , baik kalangan dewasa ataupun remaja. Novel ini juga bersifat mendidik, serta dedikasi seorang guru yang tidak kenal tempat dimanapun dan kapanpun dia akan tetap menjadi seorang guru.

Saya sebagai siswa sangat mengapresiasi akan peran Bapak Mangoenkusumo dan Bapak Soerjaningrat yang diceritakan oleh penulis dengan sangat cerdas dan penuh dedikasi.

4. SINOPSIS

Apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukan milik kami dan apalah arti dari kebahagiaan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan juga sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.

Apalah arti cinta? Ketika kamu menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah?

Bagaimana mungkin kamu terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya sci dan tidak menuntut apapun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan untuk melupakan saat kamu dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja?

Novel ini menceritakan tentang perjalanan yang panjang dengan sebuah kerinduan, akan bertemakan zaman penjajahan belanda di tanggal 1 desember 1938 dimana dalam sejarah kita Makassar yang untuk pertama kalinya dimunculkan oleh kedatangan kapal uap yang sangat besar pada zamannya. Tertulis sangat besar “Blitar Holland” di lambung kapal uap tersebut, saat itu tidak ada yang bisa menandingi tingginya menara uap dari kapal tersebut. Saat itulah dimulai perjalanan dengan rasa rindu yang banyak menimbun beban di dalam hati.

Akan menceritakan mengenai sejarah nusantara, serta banyak tokoh dan juga kisah yang pertanyaan seputar masa lalu, takdir, kemunafikan, kebencian, kehilangan dan juga cinta.

5. LATAR BELAKANG DAN ALUR

Dimana latar dari cerita buku ini ada pada masa penjajahan Belanda, saat itu pemerintahan Belanda memberikan fasilitas bagi mereka yang ingin melakukan ibadah naik haji bagi warga pribumi yang mampu pada saat itu, dan menggunakan alat transportasi paling modern pada masa itu yaitu kapal uap.

Ditulis oleh tere Liye dengan alur maju yang hal ini memudahkan kita pembacanya untuk mengikuti jalan cerita dari buku ini dimana Tere menyungguhkan ceritanya dengan bentuk dialog yang berkorelasi pada kisa yang telah disampaikan. Berlatarkan tahun 1938 di kota Surabaya yang menceritakan perjalanan kapal Blitar Holland yang berlayar selama berbulan-bulan lamanya melewati kota Makassar, Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bekulu, Padang, dan juga Aceh dan singgah di negara Belanda di Kolombo, Jeddah dan Rotterdam.

Tere membuat kita para pembacanya menjadi mengenal secara utuh racikan dari cerita dalam buku Rindu ini. Sehingga setting dari buku didominasikan oleh aktifitas dari penumpang di kapal Blitar Holland dan Tere mampu membuatnya menjadi fresh sehingga tidak terasa membosankan.

Penulisan dalam buku ini juga bisa terbilang sederhana, serta disisipkan beberapa bahasa Belanda yang meskipun tidak disertakan artinya kita para pembacanya menjadi mengerti dan memahami maksud kalimat dengan deskripsi yang ditulis oleh Tere.

Akan berisikan masa lalu yang memilukan mengenai kebencian kepada seseorang yang berlebihan, dimana seharusnya orang itu sangat disayangi, serta hilangnya sosok kekasih hati, cinta sejati, kemunafikan dan juga sebuah lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang penuh kerinduan. Serta akan menceritakan tentang kehidupan di atas kapal uap Blitar holland yang akan berlayar selama berbulan-bulan, dimana perjalanan dari kota Makassar menuju Mekkah dan akan menceritakan kehidupan tokoh-tokoh serta karakter dari  masing-masing tokoh yang memiliki kekuatan masing-masing.

Serta konflik yang akan dimulai dan dibungkus oleh Tere sedemikian rupanya sehingga kita para pembacanya dapat diunggah emosinya, dimulai dari konflik diantara serdadu Belanda dan tokoh Gurutta, dimana sejak pertama memang Gurutta tidak disukai kehadirannya oleh para serdadu Belanda. Sehingga para serdadu Belanda mengawasi gerak gerik dari Gurutta selama sepanjang perjalanan Makassar-Mekkah. Para serdadu takut akan perbuatan dri Gurutta dapat mendoktrin para penumpang lainnya dengan hal-hal yang berbau kemerdekaan dan membuat serdadu mengambil langkah untuk menyita hasil dari tulisan miliki Gurutta dengan judul “kemerdekaan adalah hak segala bangsa” dan membuat Gurutta menjadi  ditahan dan dipenjarakan di bagian bawa kapal uap Blitar Holland.

Akan banyak cerita cinta yang akan membuat kita pembacanya menjadi hangat salah satunya dengan kisah cinta yang murni serta tulus dari mbah kakung dan mbah putri, namun juga akan ada patah hati karena kisah dari kehidupan mereka.

6. TOKOH  DAN KARAKTER

Daeng Andipati, merupakan tokoh utama dari buku ini merupakan seorang pedagang muda kaya raya dari kota Makassar. Namun walaupun sosok Daeng Andipati dikenal sebagai sosok yang berkarismatik, terpandang, juga dekat dengan orang-orang belanda, Daeng Andipati memiliki kepribadian yang baik hati dan juga pintar, merupakan salah satu penumpang dari kapal Blitar Holland. Membawa keluarga kecilnya yaitu istri, kedua anak dan juga satu orang pembantu. Namun dibalik tokoh dan karakter yang baik tersebut ia memiliki sesuatu yang disembunyikan di dada dirinya, yaitu kebencian akan ayahnya sehingga membuat kehidupan Daeng ANdipati menjadi tidak bahagia dan tidak berarti.

Istri Daeng Andipati, merupakan sosok istri yang cantik dan juga soleha

Anak dari Daeng Andipati Anna & Elsa, merupakan dua gadis kecil yang memiliki karakter yang periang, polos dan juga menggemaskan, juga memiliki keahlian jago mengaji. Dimana Anna merupakan guru ngaji kecil dari Ambon Uleng. Tere Liye membuat porsi cerita mereka banyak dengan tujuan mengingatkan kita jika tokoh anak-anak disini merupakan tokoh penting yang tidak terlepas dalam kehidupan kita.

Gurutta, merupakan tokoh dengan nama lengkap Ahmad Karaeng, seorang ulama yang memiliki karakter rendah hati, terbuka, dicintai oleh banyak orang, berilmu, eradap, hampir sempurna. Karakter Gurutta ini membuat dirinya akrab dengan orang-orang yang berada dalam kapal Blitar Holland seperti chef Lars, Ruben si Boatswain, Anna dan Elsa, serta sosok yang terlibat penting dalam urusan-urusan selama di kapal bersama kapten Phillips. Namun dibalik karakter yang “hampir sempurna” ini Gurutta juga memiliki hal yang dirahasiakan sehingga mengganggu batinnya.

Ambon Uleng, merupakan tokoh yang memiliki karakter seseorang yang dapat dijadikan teladan dimana ia memiliki kemauan dan niat untuk belajar salah satunya adalah mengaji yang dimana Ambon belajar melalui Anna anak dari Daeng Andipati yang merupakan gadis yang masih kecil. Serta tokoh Ambon Uleng ini merupakan seseorang selalu memberikan jawaban. Ambon Uleng juga memiliki kepribadian yang pendiam dan suka untuk berdiam diri menatap jendela ke arah luar kabin

Bonda Upe, merupakan tokoh guru yang mengajarkan anak-anak Kapal Blitar Hilland mengaji, Bonda Ape merupakan warga keturuna china dan menganut agama muslim. Karakter dari Bonda Upe memiliki sesuatu yang tependam dalam dirinya yang dapat dirasakan oleh kita pembacanya.

Mbah kakung & Mbah Putri, merupakan tokoh Pasangan suami istri sepuh dari kota semarang merupakan pasangan yang paling tua yang ada di kapal Britar Holland, walaupun merupakan pasangan yang sudah tua mbah kakung dan mbah putri merupakan pasangan yang romantis. Namun dengan tidak terlepas dari hal-hal baik dari pasangan ini, pasangan ini juga memiliki beberapa hal yang akan membuat dada kita pembacanya menjadi sesak akan perjalanan cinta mereka dan merupakan salah satu pertanyaan besar dalam isi buku ini.

Dan juga tokoh lainnya yaitu suami Bonda Upe, Kapten Phillips, Anak dari Mbah Kakung dan Mbah Putri, Pak Mangoenkusumo, Ruben Si Bostwain, Enlai, Dale, Chef Lars, dan juga Serdadu Belanda.

7. KELEBIHAN NOVEL

Buku ke-20 karya penulis Tere Liye ini merupakan buku yang memiliki beberapa kelebihan. Yang pertama, penulis yaitu Tere Liye mengemas cerita ini dengan baik sehingga mudah untuk dipahami oleh kita pembacanya, penulis menghilangkan jenuh kita para pembacanya dengan melakukan pembolak balikan emosi yang tidak menentu naik turunnya. Serta alur cerita dalam buku ini saling berkesinambungan sehingga tidak membuat kita pembacanya menjadi bingung dan menjadi pusing.

Yang kedua, banyaknya ilmu pengetahuan yang ditulis oleh Tere sangat berbagai macam serta dikemas sedemikian rupa sehingga membuat kita pembacanya mudah kita tangkap dan mengerti.

Dan terakhir, meskipun alur dalam buku ini merupakan mundur, Tere mengemasnya dengan baik sehingga dialog dan membawa kita pembacanya ke rasa penasaran sehingga emosi kita dipermainkan. Bahkan, saya sempat tersendat-sendat dalam menangis untuk membaca kembali isi novel ini.

8. KEKURANGAN NOVEL

Selain kelebihan yang ada dalam buku ini, diingat tidak ada yang sempurna didunia ini dimana adanya beberapa kekurangan yang dimiliki buku “Rindu” karya Tere Liye ini ada pada; dalam buku ini ada beberapa istilah-istilah dalam bahasa Belanda yang membuat kita pembacanya yang tidak paham menjadi bingung akan maksud kata-kata tersebut. Juga sampul buku yang kurang menarik sehingga banyak dari mereka yang hanya melihat dari cover buku--termasuk saya sendiri-- atau yang merupakan pembaca yang memiliki kriteria buku yang dibaca memiliki visual menarik menjadi tidak tertarik padahal dibandingkan dengan isinya buku ini tidak ada bandingannya sama sekali, dimana buku ini sangat menarik, unik karena berbeda dengan yang lain, dan juga fresh untuk kalangan muda yang membaca novel ini.

9. KESIMPULAN

Novel ini memberikan kita banyak sekali pembelajaran dalam kehidupan, baik dalam kebahagiaan dan cara mempelajari bagaimana bersyukur untuk kehidupan kita. Tere Liye tidak bisa diragukan lagi bagaimana cara beliau mengemas novel ini dengan berbagai sudut pandang sehingga kita bisa memahami segala bahasa kehidupan di balik kisah tokoh dan karakter yang beliau ciptakan. Terima kasih Tere Liye. Novel ini membuat kami kembali paham akan apa arti kehidupan yang sebenarnya.