written by: Kheisya Anandita Rahman
Identitas Buku:
Judul : Mada
Pengarang : Gigrey
Penerbit : Akad
Tahun terbit : Cetakan Kesembilan, April 2025
Jumlah halaman : 428 halaman
Kota tempat terbit : Depok
Kategori : Novel / Fiksi
Harga : 109.000
Ukuran novel : 14 x 20 cm
Sinopsis :
Mada merupakan sebuah novel bergenre fiksi sejarah karya Gigrey yang menceritakan tentang kisah cinta beda masa di era Majapahit.
Bemula dari pertemuan tidak sengaja Gendhis dengan pria aneh di perpustakaan yang membuat Gendhis terseret ke zaman Majapahit. Gendhis sering melihat sekelibat kejadian dari masa lalu. Segala cara sudah dilakukan oleh keluarganya untuk menghilangkan penglihatan itu. Namun, sejauh apa pun Gendhis berlari takdir tidak bisa dipatahkan.
Gendhis pertama kali melihat kejadian masa lalu itu ketika ia sedang study tour ke Trowulan. Kakeknya memberi saran agar Gendhis dan keluarganya untuk pindah kota, solusi itu berhasil membuat penglihatan masa lalu Gendhis menghilang. Namun, Gendhis harus kembali ke kotanya yang sebelumnya untuk melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis. Gendhis kembali mengalami kejadian-kejadian aneh itu lagi, bahkan lebih parah. Sampai akhirnya, Gendhis terbawa ke zaman Majapahit saat sedang bermain di pantai. Gendhis terbangun di rumah Nyai Dedhes dan Empu Gading yang menjadikan Gendhis sebagai anak angkatnya. Keseharian Gendhis selama di Majapahit adalah mencari tanaman herbal di hutan bersama Nyai Dedhes dan meracik ramuan obat bersama Empu Gading.
Pada suatu hari, Gendhis sedang menemani Nyai Dedhes berbelanja di pasar. Dan saat Nyai Dedhes meninggalkan Gendhis untuk sebentar, Gendhis mendengar teriakan perempuan dari sebuah rumah kayu. Gendhis mendekati rumah itu dan melihat seorang pria yang sedang menarik rambut istrinya sehingga terseret keluar rumah. Pria itu menampar dan menuduh istrinya selingkuh di depan umum. Gendhis yang melihat perempuan dilakukan seperti itu pun geram dan pada akhirnya Gendhis memukul pria itu. Dan karena kejadian itu, Gendhis dikejar oleh pasukan Bhayangkara yang melihat kejadian itu. Gendhis bersembunyi di pekarangan rumah besar. Di sana, Gendhis bertemu dengan seorang pria gagah yang menolongnya kembali ke rumah.
Gendhis menjalani hari-harinya seperti biasanya setelah kejadian itu. Suatu ketika Gendhis diajak oleh Nyai Dedhes untuk mencari daun eukaliptus dan juga rempah liar untuk dijadikan ramuan obat oleh Empu Gading. Di tengah kegiatannya, Nyai Dedhes teringat bahwa dia belum mengambil jagung di sebelah barat hutan yang mengharuskan Nyai Dedhes meninggalkan Gendhis sendirian. Gendhis bernyanyi sembari menunggu Nyai Dedhes kembali. Setelah lagu yang ia nyanyikan selesai, Gendhis mendengar suara dari semak-semak. Dikarenakan panik, Gendhis berlari tanpa melihat jalan di depannya yang mengakibatkan dirinya jatuh dan kakinya terkilir. Suara itu semakin mendekat dan akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Itu adalah pria yang menyelamatkan Gendhis saat dikejar pasukan Bhayangkara. Pria itu kembali memberi pertolongan kepada Gendhis yang kakinya terkilir. Bertepatan saat pria itu selesai mengobati Gendhis, Nyai Dedhes datang menyusul Gendhis. Nyai Dedhes seketika kaku melihat pria gagah di depan Gendhis. Mengikuti instingnya Nyai Dedhes bersujud di hadapan pria itu. Gendhis yang bingung pun akhirnya bertanya kepada ibunya. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa pria itu adalah Gajah Mada.
Hidup Gendhis dipenuhi oleh sosok Gajah Mada setelahnya. Sampai pada suatu hari, rumah yang ditinggali Gendhis dijarah. Gendhis langsung berlari meninggalkan Gajah Mada di perjamuan yang Hayam Wuruk buat untuknya setelah mendengar kabar itu. Gendhis terkejut saat melihat rumahnya sudah hancur. Barang-barang dari masa depan pun ikut hilang, hanya tersisa cawan tembaga yang akhirnya Nyai Dedhes tukarkan kepada Ki Sura untuk sejumlah uang dan kendi. Gendhis juga menukarkan rambut panjangnya dengan sejumlah uang. Setelah kejadian penjarahan itu, Gendhis jarang terlihat. Gendhis membantu Nyai Dedhes dan juga Empu Gading memulai dari awal.
Beberapa hari setelahnya, akhirnya Gendhis dipertemukan kembali dengan Gajah Mada. Gajah Mada mengatakan jikalau dia sebenarnya ingin melamar Gendhis pada perjamuan kemarin. Gendhis yang mendengarnya tentu saja terkejut. Tetapi, Gendhis menerima lamaran itu dengan sepenuh hati.
Pernikahan mereka digelar dengan sangat megah. Mereka menjalani hidup bahagia bersama kedua anak angkatnya. Hingga suatu hari Gajah Mada mengatakan sumpah palapanya. Konflik terjadi di sini, Hayam Wuruk jatuh cinta pada putri Kerajaan Sunda yang mana Gajah Mada bersumpah akan menaklukkannya. Gajah Mada memberi saran agar ia tetap menaklukkan Kerajaan Sunda dan menjadikan Putri Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Kerajaan Sunda, sebagai upeti penyerahan Kerajaan Sunda namun Hayam Wuruk menolak. Gendhis sebagai penasihat pun menengahi dengan meminta Gajah Mada menyisakan Kerajaan Sunda dan kembali ke tanah Majapahit terlebih dahulu. Gendhis memanfaatkan waktu itu untuk membangun ikatan dengan Kerajaan Sunda. Enam tahun berlalu dan Gajah Mada telah menyelesaikan sumpahnya dan menepati janjinya pada Gendhis untuk tidak menyentuh Kerajaan Sunda sedikit pun. Gendhis juga berhasil membangun hubungan dengan Kerajaan Sunda. Hayam Wuruk pun sudah meminang Putri Pitaloka untuk menjadi istrinya.
Setelah pulang Gajah Mada langsung menghadiri pertemuan di kerajaan. Gendhis sudah memberitahu bahwa Raja Linggabuana bersama dengan keluarga dan juga pasukannya akan mengunjungi Majapahit dan bermalam di lapangan Bubat. Di pertemuan, Ra Yuyu menyindir Gajah Mada yang tidak menyelesaikan sumpahnya dan mengatakan bahwa istrinya menginginkan kekuasaan di Kerajaan Majapahit. Gajah Mada yang mendengar itu geram dan terdorong untuk menaklukkan Kerajaan Sunda. Gajah Mada menuju lapangan Bubat bersama dengan pasukannya dan terjadilah Perang Bubat di sana. Setelah perang, Gajah Mada dipindah tugaskan oleh Hayam Wuruk. Masyarakat bilang bahwa Hayam Wuruk menurunkan jabatan Gajah Mada secara halus. Keluarga Gajah Mada sudah selesai merapikan barang-barangnya. Gendhis sedang melihat-lihat sekeliling kamarnya. Begitu banyak kenangan di sana. Sampai akhirnya dia menemukan sebuah kotak. Dan saat ia buka kotak itu, betapa terkejutnya dia melihat barang-barang dari masa depan berada di sana. Belum selesai dengan keterkejutannya, Gendhis merasakan panas di sekitarnya. Air mukanya berubah panik saat melihat api berkobar di sekelilingnya. Dia berlari keluar dari rumah. Sesampainya di luar, dia baru teringat dengan anak-anaknya. Ijam, pengasuh anaknya berkata jikalau anaknya diculik dan sedang dikejar oleh Gajah Mada. Gendhis mengeluarkan kuda untuk menyusul Gajah Mada. Gendhis melihat Gajah Mada bersama pasukannya sedang berhadapan dengan pasukan dari kerajaan lain yang sedang membawa anaknya. Gendhis memberanikan diri untuk mendekat dan bertanya kepada Laksamana Nala. Laksamana Nala terkejut melihat Gendhis berada di situ, begitu pun Gajah Mada yang mendengar suara istrinya. Gajah Mada menyuruh Gendhis untuk pergi dari sini tetapi Gendhis menolak sampai anaknya dibebaskan. Setelah mendapat anaknya, Gajah Mada menyuruh Gendhis untuk keluar dari situ. Namun sudah terlambat, anak panah sudah menghiasi langit hari itu. Gendhis terkena anak panah saat melindungi Gajah Mada agar tidak terkena anak panah dan berakhir meninggal. Gajah Mada yang melihat pun kaget dan akhirnya pergi meninggalkan peperangan itu membawa Gendhis pergi.
Gajah Mada membawa Gendhis ke pantai dan merenung. Di tengah renungannya datang seorang wanita dan berkata jikalau dia akan mengembalikan Gendhis ke masa depan. Pada awalnya Gajah Mada tidak percaya dan tidak mau menyerahkan Gendhis kepada wanita itu. Namun, wanita itu berkata jika Gajah Mada mau menyerahkan Gendhis kepadanya maka ia akan membuat Gajah Mada hidup sampai dipertemukan kembali dengan Gendhis. Gajah Mada yang mendengar itu akhirnya menyerahkan Gendhis kepada wanita itu. Bertahun-tahun Gajah Mada menjalani hidup sendiri. Melihat satu per satu orang terdekatnya meninggal.
Gendhis terbangun di sebuah rumah sakit. Dia melihat keluarganya mengelilinginya dengan raut wajah khawatir. Perasaan Gendhis campur aduk sekarang. Dia tidak merasa bahwa kejadian itu bukanlah mimpi semata. Gendhis meminta keluarganya untuk keluar dan memberinya waktu untuk merenung. Di tengah renungannya pintu ruangannya terbuka dan berdiri seorang pria yang Gendhis kenal sekali wajahnya. Dia adalah Gajah Mada. Cerita berlanjut sampai Gajah Mada melamar Gendhis kembali. Ending dari cerita ini adalah pertemuan Gajah Mada dengan reinkarnasi Paduka Sori yang merupakan istri Hayam Wuruk yang bertanya tentang kejadian masa lalu kepada Gajah Mada.
Kelebihan dari novel ini adalah gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh pembaca awam. Penggabungan sejarah Majapahit dan dunia modern yang sangat unik. Ada sentuhan romance dan juga adventure yang menjadi cerita ini menarik.
Kekurangan dari novel ini adalah beberapa detail sejarah yang tidak sesuai dengan sejarah membuat beberapa pembaca awam bingung dengan sejarah yang disajikan. Masih terdapat typo di beberapa bab. Beberapa narasi juga ada yang terasa panjang dan terasa berulang-ulang.
Kesimpulan dari cerita ini adalah Mada merupakan novel yang menghadirkan kisah fiksi sejarah yang unik dengan memadukan kehidupan modern dan juga kehidupan Majapahit. Novel ini sangat cocok untuk orang yang sangat suka novel bergenre romance bercampur dengan petualangan dengan sentuhan budaya sejarah. Meski ada beberapa sejarah yang diubah, novel ini tetap berhasil membangun nuansa hidup pada era Majapahit. Secara keseluruhan Mada layak dibaca karena menawarkan perjalanan lintas waktu yang seru, emosional, dan juga menyentuh.