Dalam sebuah wawancaranya di majalah Inthilaq tahun 2019, Ust Luthfi menyampaikan bahwa PR terbesar MAPK bukanlah membenahi keibadahan, keagamaan, bahkan bahasa. Tetapi pembenahan yang beliau maksudkan terletak pada minat literasi dan pengembangan jurnalistik. Seiring berkembangnya zaman, MAPK SOLO telah menjembatani santri-santrinya dalam berbagai hal literasi termasuk di dalamnya kejurnalistikan, sastra, serta penulisan ilmiah. Hingga akhirnya, sarana tersebut ditopang oleh lomba kejurnalistikan yang kemudian disatukan dengan lomba-lomba pendidikan hingga penggabungannya dikenal hingga sekarang dengan nama JEF ( Journalistic and Education Festival).
Tentunya Setiap tahun JEF dilaksanakan dengan berbagai tema yang berbeda. Dan tahun ini, JEF mengusung tema “Bentangkan layar mimpi, singkap pulau potensi” dimana tema tersebut menyiratkan pesan untuk bercita-cita setinggi mungkin serta menggali potensi yang terdapat dari dalam diri kita. Karena pada dasarnya, setiap orang memiliki sebuah tujuan hidup tertentu layaknya seorang pelaut yang memiliki tujuan berlabuh. Dan tidaklah mungkin sebuah mimpi akan tercapai jika tidak dibarengi dengan tekad dan usaha yang kuat. Usaha dan tekad pun juga membutuhkan suatu potensi yang tertanam pada diri setiap orang. Oleh karena itu, JEF memberikan makna untuk selalu berusaha mencari dan mengembangkan setiap kemampuan yang ada di dalam diri kita.
Tidak hanya tema, JEF tahun ini juga memiliki konsep acara yang berbeda dibandingkan acara-acara JEF sebelumnya selama 20 tahun. Tepatnya pada bulan September tanggal 5, Departemen Litbang menyelenggarakan acara seminar kepenulisan yang diberi nama PENA dimana ia merupakan salah satu dari rangkaian acara JEF. Seminar kepenulisan tersebut diisi oleh seorang penulis terkenal di solo pos, yaitu Ibu Ayu Prawitasari Setelah mendengarkan materi tentang ilmu kepenulisan sastra dari pembicara, para santri dan santriwati melanjutkan kegiatan perlombaan JEF. Pada sesi pertama ini, lomba JEF dilaksanakan melalui lomba yang menggabungkan antara Jurnalistik dan Pendidikan seperti MHQ, MTQ, resensi buku, cipta baca puisi, dan penyisihan LCC. Lomba tersebut juga dilanjutkan pada tanggal 13 September dengan lomba Karya Tulis Al Qur’an, reporter, serta lomba pidato dan sesorah yang menjadi gabungan dari lomba muhadharah kubro yang telah dihapus mengingat waktu tenggat organisasi kami yang tinggal hitungan bulan. Lomba pun dilanjutkan pada malam harinya dengan final MSQ dan final LCC serta penayangan film pendek. Tirai perlombaan pun lalu ditutup dengan pengumuman juara setiap lomba serta juara umum yang berhasil diraih oleh kubu Grafilent Anerty.